Zonadunia.com – Pemerintah tengah melakukan negoisasi dengan banyak pihak terkait utang Garuda Indonesia. Hal tersebut ditegaskan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar maskapai nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tidak bangkrut.
“Harus saya tegaskan, pemerintah tidak ingin membuat Garuda bangkrut. Hal yang kami cari adalah penyelesaian utang, baik di luar proses pengadilan atau melalui proses pengadilan,” kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam wawancara dengan Bloomberg yang dikutip Kamis (4/11/2021).

Salah satu pihak yang dinegoisasikan adalah kreditur untuk restrukturisasi utang US$ 6,3 Miliar dengan harapan bisa mencapai kesepakatan pada triwulan II-2022.
Beberapa opsi telah disiapkan untuk negoisasi utang, beralih ke instrumen seperti obligasi konversi wajib atau pinjaman bank tanpa kupon salah satunya.
“Kami sedang bernegosiasi dengan banyak pihak dengan kebutuhan yang berbeda, sehingga preferensi mereka berbeda-beda,” ujarnya.
Wakil Menteri BUMN yang akrab disapa Tiko juga mengatakan, jika perjanjian utang sudah tercapai, Garuda akan mulai mencari cara mengumpulkan US$ 1 Miliar untuk membayar kewajibannya dan sebagai modal kerja.
Dengan kebutuhan dana yang begitu tinggi, pemerintah kini memilih bersikap realistis dan terbuka terhadap kemungkinan investor swasta menjadi pemilik mayoritas saham Garuda.
“Kami buka peluang adanya pemain hub besar,” kata Tiko.
Tiko mengatakan, Garuda harus memangkas utangnya 70%-80% agar bisa bertahan. Laporan keuangan terbaru perusahaan menunjukkan, Garuda memiliki ekuitas negatif sebesar US$2,8 Miliar pada akhir Juni.
Reblogged this on Wedang Mas Blangkon.
LikeLike
Reblogged this on .
LikeLike
Reblogged this on Portal Indonesia.
LikeLike
Reblogged this on Cartenz Sakti.
LikeLike