Zonadunia.com – Untuk pertama kalinya Bursa saham Amerika Serikat atau yang lebih dikenal dengan Wall Street sejak pandemi covid-19 muncul ditutup ambruk pada perdagangan waktu setempat (Jumat WIB).
Tiga indeks utama serentak melemah dan mencatatkan kinerja terburuk. Dilansir dari CNBC Internasional, Jumat (1/10/2021) indeks Dow Jones Industrial Average turun 546,80 poin atau 1,59 persen menjadi 33.843,92. Indeks S&P 500 juga turun 1,19 persen menjadi 4.307,54, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,4 persen menjadi 14.448,58.
Jatuhnya bursa saham AS disebabkan oleh imbas tren kenaikan suku bunga, Yardeni research juga menyebutkan kekhawatiran akan inflasi negara Paman Sam serta beban hutang Evergrande.
S&P 500 sepanjang September turun 4,8 persen atau menjadi yang terburuk sejak Maret 2020, lantaran pandemi menyebabkan aksi jual pasar besar-besaran. Indeks juga ditutup lima persen di bawah rekor tertinggi untuk pertama kalinya tahun ini.

“September sesuai dengan reputasinya dan pengembalian portofolio saham yang penyok, tetapi tidak terlalu buruk,” tulis Ed Yardeni dari Yardeni Research.
“Ada banyak kekhawatiran bahwa upah yang lebih tinggi, harga energi yang lebih tinggi, dan biaya transportasi yang lebih tinggi akan membebani pendapatan untuk sisa tahun ini dan hingga 2022. Ini tentu sesuatu yang akan kami lacak. Namun sejauh ini, para analis tetap relatif optimistis,” tambahnya dikutip dari Medcom.id.
Adapun Saham Bed Bath & Beyond turun 22,1 persen, Walgreens Boots Alliance dan Home Depot masing-masing turun 3,4 persen dan hampir 2,6 persen. Kondisi ini menjadikan mereka berkinerja terburuk di Dow Jones.
Saham energi dan keuangan, salah satu yang berkinerja terbaik dalam beberapa pekan terakhir pun terpuruk. Saham Goldman Sachs turun 1,7 persen, sementara JPMorgan turun 1,3 persen.
Meski demikian, saham teknologi cukup unggul tapi Nasdaq masih mengalami penurunan sesi kelima berturut-turut imbas imbal hasil Treasury 10-tahun, yang menembus di atas 1,567 persen awal pekan ini.